Arsip

Posts Tagged ‘bencana alam’

70 Warga Tertimbun Tanah Longsor di Pasirjambu Ciwidey Bandung Enam Tewas, Pencarian Terkendala Peralatan

BANDUNG – Cuaca buruk dan hujan deras dalam beberapa hari terakhir membawa korban di Bandung, Jabar. Sedikitnya, 70 warga tertimbun akibat longsor di wilayah Pasirjambu Ciwidey, Kabupaten Bandung, sekitar pukul 08.00 kemarin (23/2) setelah sehari sebelumnya hujan sangat lebat mengguyur sejak sore hingga malam.

Berdasar laporan Bandung Ekspres (Jawa Pos Group), warga yang tertimbun itu berasal dari 35 kepala keluarga (KK) pekerja perkebunan yang menghuni bedeng di Kampung Dewata RW 11 Desa Tenjolaya, Kec Pasirjambu Ciwidey. Hingga pukul 22.00 tadi malam, sedikitnya enam warga ditemukan tewas. Mereka adalah Echa, 1; Ina, 25; Yulis, 19; Iis, 20; Kisman,22; dan Ma Otih, 60.

Jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah karena proses evakuasi masih menghadapi kendala. Selain lokasi longsor agak terpencil -ke arah selatan atau sekitar tiga jam perjalanan dari Bandung- ada kendala peralatan untuk mencari warga yang tertimbun. Pencarian lebih banyak dilakukan secara manual atau dengan peralatan seadanya.

Lokasi longsor merupakan perumahan karyawan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar I, PT Chakra Perkebunan Teh Dewata. Lokasi itu juga berada di perkebunan yang berjarak sekitar 35 km dari arah Ciwidey, Bandung Selatan.

Warga yang selamat segera dievakuasi. Sedangkan korban meninggal dibawa keluarga dengan kendaraan seadanya. ”Kebanyakan yang tertimbun adalah karyawan pabrik (perkebunan) karena lokasi longsor merupakan mes pegawai. Selain itu, beberapa fasilitas lain terkubur, seperti pabrik dan gedung olahraga,” tutur Tatang Somantri, 52, kepala satpam Perkebunan Teh Dewata.

Dia menuturkan, sebelum longsor, terdengar suara ledakan yang sangat keras. Bahkan, kantor induk dan posko satpam ikut terlempar hingga 30 meter. Longsor itu merupakan limpahan tanah dari Gunung Waringin yang tidak jauh dari lokasi.

Jumlah korban yang tertimbun belum dipastikan. Kepala Search and Rescue (SAR) Jakarta Budiawan mengatakan kepada kantor berita Agence France Presse (AFP), 35 warga hilang dan diperkirakan tertimbun longsor. ”Sekitar 35 rumah terkubur tanah sampai atapnya tidak terlihat,” katanya. Budiawan menambahkan, pihaknya telah memberangkatkan 300 personel ke lokasi dengan peralatan berat.

Pejabat Dinas Kesehatan Bandung Ahmad Kustiadi menuturkan kepada sebuah stasiun radio bahwa 72 warga masih hilang karena tertimbun longsor. Longsor itu menghancurkan dan menimbun sebuah kantor, pabrik pemrosesan, dan perumahan (mes) karyawan Perkebunan Teh Dewata.

”Dari jumlah itu, 47 di antaranya tertimbun di lapangan, 15 orang terkubur reruntuhan kantor, dan 10 lainnya tertimbun di pabrik,” terangnya.

Data lain tentang korban disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung. Humas BPBD Bandung Priyadi Kardono menyebut, 40 orang hilang dalam musibah tersebut. ”Hujan turun sangat deras sejak kemarin (Senin lalu, 22/2),” katanya. ”Kawasan yang tertimbun longsor mungkin seluas dua lapangan sepak bola. Pabrik pemrosesan teh dan 50 rumah (mes karyawan) juga terkubur,” tambahnya.

Dia juga menjelaskan bahwa jalan menuju lokasi longsor terputus. Hal itu menghambat upaya mendatangkan alat-alat berat untuk evakuasi. ”Kami memang menghadapi masalah dalam menjangkau lokasi longsor,” tuturnya.

Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bandung Juhana Atmawisastra mengatakan, longsor sedikitnya menimbun lahan dan perumahan di area seluas 20-35 hektare. Satu kendaraan berat diturunkan meski harus menempuh medan curam.

Dari Soreang, arah lokasi longsor sejauh 70 km dan harus melalui jalan terjal berbatu. ”Kami masih kesulitan mencari data siapa saja yang tertimbun karena kantor RW juga tertimbun. Kami juga terlambat menerima informasi karena jarak yang jauh dan tidak ada sinyal untuk handphone,” ungkapnya.

Pencarian dan evakuasi para korban pun terpaksa dihentikan pukul 18.00 karena peralatan terbatas. Kendaraan berat, seperti backhoe, juga sulit melintas.

Kapolres Bandung AKBP Imran Yunus mengakui, pihaknya terpaksa menghentikan proses evakuasi karena terbatasnya sarana dan peralatan yang ada. Petugas di lapangan pun kesulitan mengevakuasi para korban. Rencananya, evakuasi dilanjutkan hari ini (24/2) untuk mencari korban yang masih tertimbun.

”Kami sudah menyiagakan petugas. Juga ada bantuan dari Polda Jabar. Setidaknya, kami akan menurunkan empat kompi personel,” paparnya.

Longsor juga menyita perhatian banyak pihak. Hingga tadi malam, bantuan terus mengalir ke lokasi. Kondisi jalan yang buruk membuat antrean panjang di beberapa titik menuju lokasi longsor. Sepanjang jalan, kendaraan dari Brimob Polda Jabar, Polres Bandung, RS Sartika Asih, Pemkab Bandung, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan sejumlah pihak terus berdatangan. Rombongan Bupati Bandung Obar Sobarna dan staf datang ke lokasi sekitar pukul 21.30.

PMI Kabupaten Bandung sudah mengirimkan 12 relawan. Mereka juga membawa satu ambulans dan satu truk dengan berbagai bantuan. Termasuk di dalamnya 50 kantong mayat, 10 tenda famili 10, sarung tangan, cangkul, tandu, masker, tikar, terpal, alat penerangan, 10 tenda untuk relawan, makanan siap saji, dan air mineral.

Relawan PMI Kab Bandung Ziban Supriatna saat dihubungi tadi malam mengatakan, untuk bisa sampai ke lokasi, diperkirakan butuh waktu dua jam melalui perkebunan teh. ”Kondisi jalan licin berbatu dan pinggir tebing. Akses dan sinyal telepon tidak ada,” jelasnya. (ris/adi/jpnn/dwi)